Blog Rudi Hartono, Mengulas Seputar Pendidikan, Islam, Wirausaha, Petualangan, Fotografi, Kesehatan, Kuliner, Karya, Sastra, Rudi's Social Responsibility dan Ecoedupreneur

Mengukir Jejak Pendakian di Gunung Dempo

Pendakian Bersama Sahabat di Gunung Dempo 3.158 mdpl, yang Berada di Kota Pagaralam, Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia.

Kupu-Kupu dan Bunga "Simbiosis Mutualisme"

Menyaksikan Keindahan Kupu-Kupu dan Bunga sebagai Bagian dari Mahluk Hidup Ciptaan Allah SWT yang Saling Bergantung Satu Sama Lainya.

Danau Kaco “Pesona Air Biru Safir” Sumber Kehidupan

Ekspedisi Danau Kaco (TNKS) di Desa Lempur Mudik, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci , Provinsi Jambi, Indonesia.

Cahaya Lembut Sang Surya Pagi Hari

Kedamaian dan Kesejukan yang Merelung Jiwa, Saat Berada di Sawah. Dusun Gunung Liwat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia.

Jejak Petualang “Ekspedisi Lahat”

Bahagia itu Sederhana, Ketika Kita Bisa Menyaksikan Keindahan Ciptaan Allah SWT dari Sudut Pandang Penjelajahan Alam Terbuka.

Sumber Air Pendaki Gunung Kerinci “Ekspedisi Jambi”

Sumber Air Jernih dan Dingin yang digunkana para Pendaki di Pos III Jalur Pendakian Gunung Kerinci (TNKS) Provinsi Jambi, Indonesia.

Melihat Bukit Selero (Gunung Jempol)

Bukit Selero yang Kokoh Terlihat Jelas dari Bukit Besar, Sementara di Sekeliling Masih Nampak Jelas Penambangan Batu Bara di Kabupaten Lahat.

Bunga Rupawan

Seperti "Bunga" : Kehidupan itu Sementara, Berusahalah Bahagia Selalu dan Membawa Kebermanfaatan Bagi Sekitar.

Mengabadikan Momen Berharga

Melalui Lensa Kamera “Mengabadikan Momen Berharga” dalam Setiap Perjalanan Hidupku. Sangat Senang Jika Hasilnya Bermanfaat untuk Orang Lain.

Bakti Sosial Bersama KMBP UNSRI

Kegiatan Bakti Sosial Dengan Membagikan Berbagai Sembako dan Melakukan Cek Kesehatan Gratis untuk Warga Desa Rimba Candi Kota Pagaralam.

Behind The Scene

Dibalik Layar Foto Angkatan Jurusan Psikologi '2013 Fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya.

Pameran Kimia

Expo Pameran Mewakili Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNSRI yang dilakukan Oleh Tim HIMAKI di SMA Negeri 1 Tanjung Raja, Ogan Ilir.

Pengumuman Pemenang OSN Pertamina

Peringkat III OSN Pertamina Bidang Kimia di Tingkat SUMBAGSEL (Sumatra Selatan, Bangka Belitung dan Lampung).

Perpisahan dengan Siswa

Foto Kenang-Kenangan Saat Hari Terakhir Mengajar Mata Pelajaran IPA Kelas IX.1, IX.2 dan IX.3 di SMP Negeri 1 Indralaya.

Bersih-Bersih Sampah

Kesadaran untuk Membuang Sampah pada Tempatnya dan Prilaku 3R Memang Sudah Seharusnya Menjadi Kebiasaan Warga Negara Indonesia.

Sabtu, 23 Januari 2016

Implementasi Delapan Pilar Pembangunan Kebudayaan Indonesia

IMPLEMENTASI DELAPAN PILAR PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN INDONESIA SEBAGAI STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

Oleh : Rudi Hartono

Salah Satu Tarian di Tanah Toraja (Image from www.torajaparadise.com)
Indonesia dikenal sebagai Zamrud di khatulistiwa,  memiliki luas wilayah keseluruhan 5.193.252 km2 (Muzakir, 2006), terdiri dari 13.466 pulau-pulau yang tersebar di nusantara (kementrian kelautan dan perikanan, 2010). Setelah mengetahui hal tersebut, pernahkah kita membayangkan “betapa luasnya tanah air kita ?” dan “berapa banyak  jumlah suku dan bahasa di Indonesia ?”  Hal ini sangatlah menarik mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki sekitar 1.128 suku (http://www.jpnn.com) dengan jumlah bahasa daerah tidak kurang dari 749 bahasa (http://print.kompas.com). Oleh karena itu Indonesia memiliki harta yang tidak ternilai  harganya, yakni “kebudayaan” yang begitu banyak, berbagai kebudayaan tersebut terlihat dari keanekaragaman bahasa, seni, kearifan lokal (adat istiadat), warisan budaya, religi, dan falsafah hidup.
Negara sebenarnya telah menjamin kebudayaan yang ada di Indonesia, hal ini tercantum dalam pasal 18 B undang-undang dasar 1945 ayat ke 2 menyatakan bahwa “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang”. Serta, pasal 32 undang-undang dasar 1945 ayat ke 1 dan 2 menyatakan “(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. (2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional”. Sehingga pada tahun 2013, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia merumuskan rencana induk nasional pembangunan kebudayaan (RPINK) yang berisi delapan pilar pembangunan kebudayaan Indonesia, terdiri dari enam pilar utama yakni pelestarian hak berkebudayaan, pembangunan jati diri dan karakter bangsa, penguatan multikulturalisme, pelestarian sejarah dan warisan budaya, pengembangan industri budaya, penguatan diplomasi budaya. Dua pilar pendukung yakni, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan perantara kebudayaan, serta pengembangan sarana dan prasarana budaya. Bagaiman implementasi kedelapan pilar tersebut dapat menjadi strategi pembangunan nasional yang pada akhirnya dapat menciptakan kesejahteraan rakyat Indonesia dan melindungi, memanfaaatkan, melestarikan serta mengembangkan kebudayaan nasional.
Pilar pertama, pelestarian hak kebudayaan merupakan tindakan yang memberikan hak dan kewajiban perlindungan,  pengembangan dan pemanfaatan untuk pelestarian kebudayaan baik di tingkat pemerintah daerah dan masyrakat sebagai sasaran utamanya.  Peraturan bersama mentri dalam negeri dan mentri kebudayaan dan pariwisata no 42 dan 40 tahun 2009 sebenarnya telah menjelaskan bagaimana upaya pelestarian kebudayaan. Pemerintah daerah dalam hal ini merupakan pengemban amanah untuk melakukan pelestarian kebudayaan secara menyeluruh, akan tetapi hal ini masih belum terlihat implementasinya. Sementara itu beberapa faktor yang menyebabkan lemahnya pelestarian hak kebudayaan di masyarakat dikutip dari RIPNK KEMENDIKBUD tahun 2013 diantaranya, masih rendahnya kesadaran berdemokrasi, sportivitas, rasa empati, toleransi terhadap kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat, dan masih banyak hal lainya. Sehingga perlu kesadaran penuh baik di masyarakat dan pemerintah daerah untuk pelestarian hak berbudaya. apabilah fungsi ini dijalankan dengan baik dan terarah tentu akan menjadikan kebudayaan Indonesia semakin terpelihara, termanfaatkan, bahkan bertambah.
Pilar kedua, pembangunan jati diri dan karakter bangsa. Saat ini Indonesia seperti kehilangan jati diri dan karakternya sendiri, ini terlihat nyata di berbagai segi kehidupan bermasyarakat, diantaranya daya juang yang rendah, sportivitas menurun, prilaku konsumtif, kreatifitas yang rendah, dan lunturnya nilai-nilai kearifan lokal (RPINK KEMENDIKBUD, 2013). Berbagai faktor ini tentu harus diselesaikan dengan segera, jangan sampai kebudayaan Indonesia hilang di telan zaman. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan jati diri dan karakter bangsa melalui rasa pendidikan, rasa nasionalisme, dan patriotisme yang kuat untuk mempertahankakan integeritas tanah air tercinta.
Pilar ketiga, Penguatan multikulturalisme, merupakan salah satu bagian pembangunan kebudayaan yang sangat dibutuhkan, mengingat banyaknya suku yang ada di Indonesia. Beberapa faktor yang dapat mengganggu penguatan multikulturalisme adalah rendahnya apresiasi budaya, fundamentalisme agama dan pengelompokan (RPINK KEMENDIKBUD, 2013). Apabila multikulturalisme ini disalah artikan maka akan sering sekali terjadi konflik baik vertikal maupun horizontal. Karena perbedaan cara pandang yang makin memperlemah rasa multikulturalisme. Pendidikan yang berwawasan multikulturalisme (Widisuseno, 2012) dan menumbuhkan rasa kebersamaan merupakan salah satu upaya penguatan jati diri bangsa. Harapannya kita semua bangga terhadap kebhinekaan yang ada di Indonesia, sesuai dengan  kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular yakni “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-beda tetapi satu jua”. Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air (http://www.erepublik.com), dan semua itu menjadikanya kekayaan budaya nusantara yang tidak dimiliki oleh negara lainya.
Pilar keempat, Pelestarian sejarah dan warisan budaya. Indonesia memiliki berjuta sejarah dan warisan budaya yang sudah sepatutnya dijaga dan dikelola dengan baik. akan tetapi, begitu banyak penghambat pelestarian sejarah dan warisan budaya misalnya, rendahnya program-program pelestarian, kurangnya pendanaan untuk pelestarian, kepedulian dan peran serta masyarakat yang kurang, serta dukungan pemerintah terhadap pelestarian masih sangat minim (RPINK KEMENDIKBUD, 2013). Permasalahan ini dapat diatasi dengan menumbuhkan kesadaran individu, kelompok bahkan pemerintah daerah untuk mulai peduli terhadap sejarah dan warisan budaya yang ada di lingkungan sekitar, baik melalui perawatan, dokumentasi dan upaya lainya yang sifatnya melakukan pelestarian. Beberapa hal yang dapat dilestarikan adalah sejarah, benda cagar, alat tradisi, dan bahasa atau aksara  daerah.
Pilar kelima, pengembangan industri budaya. disadari atau tidak pengembangan industri budaya masih sangat minim dilakukan, padahal akan berdampak pada pembangunan kebudayaan dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Hal ini akibat dari masih rendahnya jiwa berwirausaha masyarakat, minimnya pelatihan dan pendampingan, pengembangan industri kreatif yang masih rendah, dan keterbatasan keahlian sumber daya manusia (RPINK KEMENDIKBUD, 2013). Apabila permasalahan tersebut dapat teratasi dengan baik, maka kesejahteraan masyarakat pasti meningkat dengan drastis dan pendapatan devisa negara akan naik dari wisatawan luar negeri yang datang untuk menyaksikan kebudayaan Indonesia. Contoh pengembangan industri budaya adalah kerajinan, barang seni, kuliner khas daerah, pengobatan tradisonal dan pertunjukan seni baik dilakukan dalam kegiatan atau di objek wisata tertentu.
Pilar keenam, penguatan diplomasi budaya. Pembangunan kebudayaan Indonesia juga tidak terlepas dari kegiatan berdiplomasi, beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk peningkatan pembangunan kebudayan melalui pilar ini seperti, penigkatan terdaftarnya budaya Indonesia di UNESCO dan perbaikan citra Indonesia di mata bangsa lainya. Agar  negara-negara lainya tertarik datang ke Indonesia karena budaya dan citra baik yang dibangun oleh Indonesia dari semua segi kehidupan yakni sosial (keamanan dan keramahan) dan ekonomi. Cara lainya adalah dengan melakukan perjanjian bilateral antara Indonesia dengan negara lainya untuk meningkatkan wisatawan asing dari luar negeri. Langkah tersebut pasti ampuh untuk mengundang wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pilar ketujuh, yakni pilar pendukung pembangunan kebudayaan Indonesia adalah dengan pengembangan sumber daya manusia dan perantara kebudayaan. Sudah sepatutnya kebudayaan menjadi perhatian utama pemerintah daerah, sehingga akan terbentuk kuantitas dan kualitas kelembagaan budaya, yang berdampak pada kuatnya koordinasi pemerintah pusat dengan daerah atau wilayah, hal ini merupakan peningkatan prantara kebudayaan. Sementara disisi pengembangan sumber daya manusia, diperlukan regenerasi sumber daya manusia untuk mempercepat tumbuhnya kebudayaan yang berkwalitas, tetapi juga perlu diperhatikan upaya peningkatan kualitas, kreatifitas dan propesionalitas sumber daya manusia (RPINK KEMENDIKBUD, 2013), agar terciptanya kebudayaan yang mumpuni dan kuat, terutama persiapan dalam menghadapi pasar bebas ASEAN 2015.
Pengembangan sarana dan prasarana budaya merupakan pilar terakhir yang diperlukan untuk melakukan pembangunan kebudayaan Indonesia, hal ini dapat dilakuakan dengan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kebudayaan, penggunaan teknologi moderen serta pemerataan sarana dan prasarana budaya (RPINK KEMENDIKBUD, 2013). Contohnya adalah pemerintah diharapkan menyediakan museum, galeri seni dan budaya, gedung pameran dan bagunan lainya yang memfasilitasi keberadaaan kebudayaan tersebut, Sehingga kebudayaan yang ada tidak terbengkali begitu saja karena ketidak tersediaan tempat.
Delapan pilar pembangunan kebudayaan Indonesia RIPNK KEMENDIKBUD tahun 2013 merupakan gagasan yang sangat baik dalam strategi pembangunan nasional, hal ini juga perlu didukung oleh arah kebijakan pemerintah dan strategi pembangunan kebudayaan yang tepat.  Hal yang perlu diingat, walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air “Bhinneka Tunggal Ika”. Berbagai permasalahan kebudayaan yang muncul sepatutnya menjadi kewajiban kita bersama untuk melakukan perbaikan, pengembangan, peningkatan dan pemanfaatan budaya dalam upaya pembangunan nasional yang berasal dari keragaman kebudayaan Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan pelestarian budaya nusantara.

Share:

Terimakasih Ku

Lahirku terasa baru kemarin
Saat diperdengarkan kisah ku kecil
Penuh kehangatan dan kebahagiaan
Walau besar di desa terpencil

Ya...
Hidup dalam kesederhanaan
Gubuk tua di tenggah ladang
Tanpa lampu dan cahaya penerangan
Keheningan saat malam datang
Ayah dan Ibu (Ilustrasi From www.ceritamu.com)

...
20 tahun sudah usia ku
Semua terasa begitu singkat
Kala ku lihat kedua orang tua ku
Penuh guratan diwajah
Telah beruban dan semakin menua

Terlintas jelas perjuangan mereka
Ingin menjadikan ku anak berpendidikan
Mengubah takdir keluarga
Dan berguna bagi bangsa

Aku bersyukur...

Aku bersyukur, dapat melihat mereka
Masih tersenyum saat aku tiba

Sungguh ingin ku bahagiakan mereka
Membalas kasih sayang dan semua jasa
Lebih dari apa yang mereka lakukan pada ku

Ku janjikan suatu hari nanti...

Indralaya, November 2015

Karya : Rudi Hartono
Share:

Selasa, 12 Januari 2016

Perlengkapan Camping "Mendaki Gunung"

Pendakian saat ini sedang digandrungi oleh masyarakat Indonesia, mendaki merupakan salah satu jenis olahraga yang ekstrim, namun sangat menyenangkan dan berkesan. Oleh karena itu penting untuk mempersiapkan berbagai perlengkapan pendakian agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini daftar perlengkapan pendakian untuk 4 orang selama 2 malam inap, semoga menjadi referensi para traveler sekalian.
Suasana Camp Selter I Gunung Kerinci pada 29 Desember 2015 (Foto by Rudi Hartono)
DAFTAR PERLENGKAPAN PRIBADI
No
Peralatan
Jumlah
Keterangan
1
Tas Carrier
1 buah
Wajib
2
Rain Cover u Carrier
1 buah
Pilihan
3
Kantong Plastik Besar
5 buah
Wajib
4
Jaket Gunung
1 sd 2 buah
Wajib
5
Baju dan Celana Ganti Lengkap (Luar Dalam)
Min 2 Setel
Wajib
6
Jas Hujan
1 Setel
Wajib
7
Sarung Tangan
1 Pasang
Wajib
8
Kupluk Kepala
1 buah
Wajib
9
Sleyer
1 buah
Wajib
10
Sepatu
1 buah
Wajib
11
Kaos Kaki Cadangan
1 sd 2 buah
Wajib
12
Sleeping Bag
1 buah
Wajib
13
Matras
1 buah
Wajib
14
Botol Air
1 buah
Wajib
15
Sendok
1 buah
Wajib
16
Piring Plastik
1 buah
Wajib
17
Kotak Makanan
1 buah
Pilihan
18
Hand Lamp atau Senter (+ Batrai)
1 buah
Wajib
19
Pisau Lipat
1 buah
Wajib
20
Hand Phone
1 buah
Wajib
21
Perlengkapan Dokumentasi
Min 1 buah
Pilihan
22
Kompas
1 buah
Pilihan
23
Survival Kit (Peluit, Benang Jarum, Peniti)
1 set
Wajib
24
Kaca Mata
1 buah
Pilihan
25
Sandal
1 Buah
Wajib
26
Jam Tanggan
1 Buah
Pilihan
27
Plastik Kerupuk 3 / 5 Kg
2 Buah
Pilihan
28
Tongkat Pendakian
1 Buah
Pilihan
29
Plastik Kecil
10 Buah
Wajib

DAFTAR BEKAL PRIBADI
No
Perbekalan
Jumlah
Keterangan
1
Mie Instan
4 Buah
Pilihan
2
Roti Besar
2 Buah
Wajib
3
Air Mineral
Min 1,5 Liter
Wajib
4
Gula Jawa
1 Bongkah kecil
Wajib
5
Energen
5 Saset
Pilihan
6
Torabika
5 Saset
Pilihan
7
Jas Jus
2 Saset
Pilihan
8
Permen
5 Buah
Pilihan

DAFTAR PERLENGKAPAN KELOMPOK
No
Peralatan
Jumlah
Keterangan
1
Tenda Dome
1 buah
Wajib
2
Plastik terval 4 x 4 M
1 buah
Wajib
3
Kantong Plastik Sampah
7 buah
Wajib
4
Kamera
1 buah
Wajib
5
Tas Kamera + Plastik Pelindung
1 buah
Wajib
6
Peralatan Masak (Trangea)
3 set
Wajib
7
Gas Botol
8 buah
Wajib
8
Parafin
2 bungkus
Wajib
9
Tisu Kering dan Basah
1 Pack
Wajib
10
Tali Rapia
1 Gulung
Wajib
11
Tali Webing / Kambing
1 Gulung
Wajib
12
Korek Api / Mancis
3 Buah
Wajib
13
Kompas
1 Buah
Wajib
14
Jrigen Air
2 Buah
Wajib
15
P3K (Obat Diare, Paracetamol, Betadine, Kayu Putih, Antangin, Antimo, Plaster, Kasa Steril, Adem Sari)
1 set
Wajib
16
Tripod
1 buah
Pilihan
17
Lakban
1 Buah
Wajib
18
Parang
1 Buah
Wajib
19
Karet Ban
2 Meter
Wajib
20
Pisau
1 Buah
Wajib
21
Banner Pendakkian
1 Buah
Pilihan
22
Piring Plastik
5 Buah
Wajib

DAFTAR PERBEKALAN KELOMPOK
No
Perbekalan
Jumlah
1
Tempe Kering
Secukupnya
2
Sarden
2 kaleng
3
Abon
2 bungkus
4
Susu Saset
12 saset
5
The Seduh
1 Pack
6
Gula Putih
1.5 kg
7
Garam
2 bungkus
8
Margarin
Secukupnya
9
Sosis
1 Toples
10
Corned
2 bungkus
11
Kecap
1 botol
12
Saos
2 saset
13
Telur Rebus / Asin
12 buah
14
Bawang Putih
3 siung
15
Bawang merah
1/4 kg
16
Minyak goreng
1 Botol
17
Beras
4 Kg

Share:

Mengejar Dirinya

"Allah SWT Mengizinkan Ku Bertemu Dengannya. Semoga, Suatu Hari Nanti Bisa Bersamanya Selalu. Berpetualang, Berwirausaha, Menulis, Mengabdi, Mendaki dan Menginspirasi untuk Tanah Air Tercinta. Indonesia"

Like Fans Page Facebook