Blog Rudi Hartono, Mengulas Seputar Pendidikan, Islam, Wirausaha, Petualangan, Fotografi, Kesehatan, Kuliner, Karya, Sastra, Rudi's Social Responsibility dan Ecoedupreneur

Mengukir Jejak Pendakian di Gunung Dempo

Pendakian Bersama Sahabat di Gunung Dempo 3.158 mdpl, yang Berada di Kota Pagaralam, Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia.

Kupu-Kupu dan Bunga "Simbiosis Mutualisme"

Menyaksikan Keindahan Kupu-Kupu dan Bunga sebagai Bagian dari Mahluk Hidup Ciptaan Allah SWT yang Saling Bergantung Satu Sama Lainya.

Danau Kaco “Pesona Air Biru Safir” Sumber Kehidupan

Ekspedisi Danau Kaco (TNKS) di Desa Lempur Mudik, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci , Provinsi Jambi, Indonesia.

Cahaya Lembut Sang Surya Pagi Hari

Kedamaian dan Kesejukan yang Merelung Jiwa, Saat Berada di Sawah. Dusun Gunung Liwat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia.

Jejak Petualang “Ekspedisi Lahat”

Bahagia itu Sederhana, Ketika Kita Bisa Menyaksikan Keindahan Ciptaan Allah SWT dari Sudut Pandang Penjelajahan Alam Terbuka.

Sumber Air Pendaki Gunung Kerinci “Ekspedisi Jambi”

Sumber Air Jernih dan Dingin yang digunkana para Pendaki di Pos III Jalur Pendakian Gunung Kerinci (TNKS) Provinsi Jambi, Indonesia.

Melihat Bukit Selero (Gunung Jempol)

Bukit Selero yang Kokoh Terlihat Jelas dari Bukit Besar, Sementara di Sekeliling Masih Nampak Jelas Penambangan Batu Bara di Kabupaten Lahat.

Bunga Rupawan

Seperti "Bunga" : Kehidupan itu Sementara, Berusahalah Bahagia Selalu dan Membawa Kebermanfaatan Bagi Sekitar.

Mengabadikan Momen Berharga

Melalui Lensa Kamera “Mengabadikan Momen Berharga” dalam Setiap Perjalanan Hidupku. Sangat Senang Jika Hasilnya Bermanfaat untuk Orang Lain.

Bakti Sosial Bersama KMBP UNSRI

Kegiatan Bakti Sosial Dengan Membagikan Berbagai Sembako dan Melakukan Cek Kesehatan Gratis untuk Warga Desa Rimba Candi Kota Pagaralam.

Behind The Scene

Dibalik Layar Foto Angkatan Jurusan Psikologi '2013 Fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya.

Pameran Kimia

Expo Pameran Mewakili Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNSRI yang dilakukan Oleh Tim HIMAKI di SMA Negeri 1 Tanjung Raja, Ogan Ilir.

Pengumuman Pemenang OSN Pertamina

Peringkat III OSN Pertamina Bidang Kimia di Tingkat SUMBAGSEL (Sumatra Selatan, Bangka Belitung dan Lampung).

Perpisahan dengan Siswa

Foto Kenang-Kenangan Saat Hari Terakhir Mengajar Mata Pelajaran IPA Kelas IX.1, IX.2 dan IX.3 di SMP Negeri 1 Indralaya.

Bersih-Bersih Sampah

Kesadaran untuk Membuang Sampah pada Tempatnya dan Prilaku 3R Memang Sudah Seharusnya Menjadi Kebiasaan Warga Negara Indonesia.

Jumat, 16 September 2016

Bercocok Tanam di Surga

Ilustrasi "Menanam Jagung" foto by Rudi Hartono
Bertanam merupakan salah satu hobi yang menyenangkan, ketika kita melihat tanaman itu tumbuh, berkembang, berbuah hingga kita dapat memetik hasilnya. Hai ini merupakan kepuasan tersendiri, apalagi bila tanaman tersebut dapat bermanfaat bagi orang lain disekitar kita. Kabar baik, ternyata di Surga kita bisa bercocok tanam, tentu atas seizin Allah SWT, berikut ini kisahnya dalam sebuah riwayat :
Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa pada suatu hari Rasulullah Shallaallahu Alaihi wa Sallam bercerita. Saat itu di sisi belaiu ada seorang Badui. Sabda Beliau :
“Sesungguhnya ada seorang penghuni surge meminta izin kepada Tuhan-nya Azza wa Jalla untuk bercocok tanam. Maka tuhanya bertanya kepadanya, ‘Bukankah sudah tersedia apa saja yang kau sukai?’
‘Benar,; jawab laki-laki itu, ‘Tetapi saya gemar bercocok tanam.’
Rasul bersabda (melanjutkan ceritanya) : Orang itu pun menanam. Maka tanamanya ternyata cepat sekali tumbuh, tegak dan berbuah. Tanaman itu menjadi bergunung-gunung.
Rasul bersabda: Oleh karena itu, Tuhan Azza wa Jalla berfirman kepada orang itu: ‘Ambilah, hai anak Adam. Sesunguhnya tidak ada lagi apapun yang membuatmu kenyang.’
Abu Hurairah berkata, (mendengar cerita itu), maka berkatalah orang Badui itu, ‘Kami lihat penghuni surga itu pasti orang Quraisy atau orang Anshar, karena mereka adalh petani, gemar bercocok tanam. Sedang kami bukanlah petani.’
Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pun tertawa.”(1)
(1)  H.R. Ahmad dalam Musnadnya 2/511, 512, dan Al-Bukhari dalam Sahihnya 9/151.

Di kutip dari :
Ibnu Katsir “Huru Hara Hari Kiamat”. Halaman 471. Penerbit Pusataka Al-Kautsar
Share:

Selasa, 30 Agustus 2016

Pengalaman Berharga Workshop Jurnalis Trans7

Kelompok 3 bersama Mentor Produser Trans7
Belajar dapat berasal dari manapun, kapanpun dan dari siapapun. Hal ini menjadi sebuah keyakinan tersendiri bagi saya. Karena hobi dalam bidang fotografi dan vidiografi menuntun saya mengikuti salah satu kegiatan dari stasiun televisi nasional “Trans7”. Stasiun televisi ini merupakan saluran televisi favorite bagi saya karena menyajikan berbagai liputan, dokumenter dan program outdoor, seperti : Jejak Petualang, Jejak Anak Negeri, Jejak Si Gundul, Laptop si Unyil, Bolang, Dunia Binatang, Mancing Mania, Indonesia Ku, Orang Pinggiran, On The Spot, Khazanah, Ragam Indonesia, Ragam Dunia, dan beberapa program lainya. Program-program yang ditayangkan selalu mengispirasi, menambah pengetahuan dan mengeksplor kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia.
Dunia broadceasting atau pertelevisian masih menjadi hiburan paling diminati bagi semua kalangan masyarakat Indonesia. Peluang usaha dan karier dalam dunia ini masih terbuka lebar. Hal ini juga menjadi salah satu alasan saya mengikuti kegiatan workshop trans7 di Palembang yang di selengarakan pada tanggal 11 dan 12 Agustus 2016.  Alhamdulillah saya mendapatkan begitu banyak pengalaman dan pengetahuan baru akan dunia broadcasting mulai dari Dubbing, Kameramen (Campers), Drone, Menulis Berita, Editing, Etika Jurnalisme, Suka Duka menjadi Jurnalis, News Ancor dan berkesempatan bertemu dengan News Ancor Redaksi serta beberapa host program Tahu Gak sih dan Eksis Abis.
Berbagai kegiatan selama dua hari tersebut memang sangat menyita waktu, terlebih saya yang harus PP Indralaya – Palembang (berangkat setelah subuh dan pulang setelah Isak), namun saya sangat menikmati setiap proses dan pengalaman yang saya dapatkan dari kegiatan tersebut. Walaupun sebenarnya saya sedih karena tidak bisa menghadiri acara penting sahabat saya “Adhis” di FKIP Universitas Sriwijaya yang saat itu menjadi narasumber Seminar Beasiswa LPDP. Namun, semoga apa yang saya dapatkan dalam berbagai kegiatan tersebut dapat berguna dikemudian hari bagi saya dan lingkungan sekitar. Terlebih media elektronik saat ini sangat berpengaruh terhadap dunia.

Suasana Kelas Editing bersama Kru Trans7
Pada akhirnya kita semua harus bijak saat menonton televisi, karena akan berdampak negativ jika tidak didasari oleh kuatnya iman dan pengetahuan seseorang. Bagi saya televisi adalah kotak sihir manipulativ dan penghipnotis masal yang mampu mengubah prilaku seseorang tanpa disadari. So… Harus selalu memilih program atau acara yang akan ditonton bagi keluarga tersayang. 
Berikut ini hasil liputan kelompok 3 "Getek Palembang" dan liputan langsung saat workshop trans7 di Palembang saat berada di kelas Editing.





Share:

Sabtu, 06 Agustus 2016

Toba Lake Travel Story : Pesona Indonesia di Tanah Batak

Selamat Datang di Sumatra Utara
Danau Toba merupakan salah satu tujuan wisata terpopuler di Indonesia bagi wisatawan dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, liburan kali ini saya memutuskan untuk traveling danau Toba yang merupakan danau terluas se Asia Tenggara. Perjalanan saya mulai dengan menggunakan pesawat dari Palembang menuju Medan. Setelah dua jam berada di pesawat, akhirnya saya tiba di Bandar Udara Internasional Kualanamu, ternyata bandara ini sangat megah dan besar, saya sangat takjub melihat sekeliling bandara ini. Saya keluar dan duduk kursi teras didepan ruang terminal kedatangan domestik sambil menunggu sobat trip saya kali ini dari Padang, namanya Danang dan Mardhi. Tepat pukul 09.45 WIB akhirnya mereka tiba, kami langsung bergegas mencari mini bus travel murah menuju Danau Toba. Mengingat di kota medan ada beberapa destinasi bangunan menarik, kami meminta pak supir untuk lewat Masjid Raya AL-Mashun Medan dan Istana Maimun. Rencananya setelah berpetualang dari Danau Toba kami akan Backpacker-an di Kota Medan beberapa hari. Tapi saat ini cukup melihat sekilas saja dulu, sekarang waktunya kami menikmati lima jam perjalanan menuju Danau Toba.
Foto di Danau Toba (Dokumentasi Pribadi Rudi Hartono)
Danau Toba, Penginapan Murah dan Makan Arsik
Matahari mulai meredup diufuk timur, pancaran sinar jingga menutupi langit dan memantulkannya kepermukaan air Danau Toba, sekilas kami terbawa keheningan sunset dari perbukitan. Sangat menakjubkan…! Itulah kata yang seketika terucap perlahan, bergegas saja saya menyiapkan kamera untuk mengabadikan momen langkah ini. Pukul 18.30 WIB akhirnya kami sampai di Parapat, kelurahan kecil dipinggiran Danau Toba, setelah menurunkan tas kami segera mencari penginapan murah yang harganya Rp. 140.000,-. Di Parapat memang sangat banyak ditemukan penginapan dari yang paket hemat hingga kelas mewah, semua terserah pada pilihan para pelancong yang datang. Setelah mendapatkan kunci kamar, saya membersikan diri dan menyempatkan diri untuk Sholat, setelah itu kami bergegas mencari makan, maklum perut kami belum terisi nasi sejak pesawat landing di Kualanamu. Dari kejauhan tampak rumah makan kecil, kami masuk dan melihat-lihat makanan yang ada dietalasenya.
“Bu, Ikan nila itu, besar-besar kali ikanya ?” tanya saya, sambal belajar Bahasa Batak.
“Iya Dek, ini Ikan nila dari tambak warga Danau Toba” dengan dialek Batak ibu menjelaskan.
Jenis ikan yang dijual memang terlihat besar-besar, karena air Danau Toba masih dalam kondisi baik. Malam ini kami sangat beruntung di rumah makan ini tersedia menu “arsik” yakni masakan ikan mas bumbu kuning, karena agak sulit berjumpa dengan masakan ini saat malam hari, yang menarik dari masakan ini adalah tambahan bumbu khas “merica batak” yakni buah andaliman. Oya… buah andaliman merupakan buah yang satu keluarga dengan jeruk-jerukan yang tidak pernah terlewatkan dalam masakan arsik maupun saksang, aroma jeruk yang lembut namun “menggigit” sehingga menimbulkan keluh atau mati rasa pada lidah. Rugi saya kalau tidak mencoba masakan khas Batak ini, rasanya pun “mantap kali”. Jika kalian berkunjung kesini harus mencoba masakan ini. Malam pun semakin larut, setelah makan dan menikmati suasana malam di Parapat, kami menuju penginapan, menyiapkan rencana traveling besok dan beristirahat.
Parapat : Geliat Wisata yang Tak Pernah Pudar
Pagi hari kami sudah menenteng tas dan berjalan kaki, tujuan traveling hari ini adalah jelajah Parapat. Parapat (Prapat dalam bahasa setempat) adalah sebuah kelurahan di kecamatan Girsang Sipangan Bolon, kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. Tempat ini merupakan kawasan wisata pegunungan dan danau yang terkenal baik dalam maupun luar negeri, di Parapat kita dapat menikmati keindahan Danau Toba dari berbagai sudut, dan dari sini juga wisatawan dapat menyebrangi Danau Toba menuju ke Pulau Samosir.
Pada saat kami berkeliling Parapat, kami melihat banyak keramaian, ternyata pada hari Rabu berlangsung hari pasar sehingga kami dapat melihat berbagai barang yang dijual oleh pedagang. Sayang kami tidak datang pada bulan juni, karena pada pertengahan bulan selalu diadakan festival Danau Toba. Pada festival yang berlangsung selama satu minggu tersebut banyak kegiatan yag dilakukan, diantaranya pertunjukan kesenian Batak, perlombaan perahu dan berbagai pernak-pernik barang khas yang dijual.
Beberapa tempat wisata lainya yang bisa dikunjungi di Parapat adalah Pantai Kasih, Pantai Ujung, dan Batu Gantung, ketiga pantai tersebut merupakan tempat dimana kita bisa berenang dan menikmati sejuknya air Danau Toba. Di parapat juga terdapat rumah pengasingan mantan Presiden RI yang pertama, Sukarno, meski tidak banyak orang yang tahu keberadaanya. Selain itu, jika tertarik dengan kain tradisional Batak, yang dikenal sebagai kain ulos kita dapat membelinya di Parapat atau di Pulau Samosir, sementara untuk sentra penenunan kain ulos berada di Desa Labuhan Garaga, sekitar 25 km dari parapat.
Lelah berkeliling Parapat, kami pulang menuju penginapan kembali. Sinar matahari sore lembut menyapa kami, sunset di Danau Toba begitu mempesona. Besok perjalanan kami pasti lebih seru dan menyenangkan di Pulau Samosir.
Pulau Samosir : Pulau Unik Penuh Pesona
Pagi-pagi sekali kami sudah berada di pelabuhan Ajibata untuk melanjutkan traveling ke Pulau Samosir, Di Parapat ada dua pelabuhan yang akan membawa penumpang ke pulau samosir yakni pelabuhan Ajibata dan pelabuhan Tigaraja. Penyeberangan dengan kapal feri memakan waktu sekitar 30 menit, kami sangat menikmati suasana. Foto-foto dan melihat hamparan bukit hijau disekitar Danau Toba. Oya… Danau Toba memiliki luas 1.130 kilometer persegi dan kedalaman sekitar 505 meter. terbentuknya danau menakjubkan ini diperkirakan karena ledakan sekitar 75.000 tahun lalu yang berasal dari letusan supervolcan.
Bersandarnya kapal di dermaga menandakan bahwa kami telah sampai di pulau Samosir, Tuk-Tuk nama pelabuhannya. Sambil berjalan mencari penginapan murah, kami menyempatkan diri berfoto bersama. Wah…! begini rasanya berada di pulau dalam pulau, menakjubkan, apalagi warga disini sangat ramah-ramah. Pulau samosir sendiri memiliki luas 630 kilometer persegi, memiliki panorama yang sangat Indah. Disini banyak penjual souvenir, cindramata dan oleh-oleh khas pulau Samosir.
Danau Toba telah menjadi pariwisata unggulan di Sumatra Utara, yang banyak membantu perekonomian warga setempat, sehingga warga memiliki penghasilan tambahan selain dari pertanian dan perikanan. Di pulau Samosir nuansa Batak begitu terasa, terlihat dari bangunan di setiap rumah warga. Jika kita pergi ke desa Tomok maka kita akan menjumpai rumah Bolon yang penuh dengan unsur kebudayaan Batak. Suasana magis juga terasa di pulau Samosir, hal ini terlihat pada banyaknya makam-makam di sekitar pulau, makam ini juga unik dan memiliki ciri khas tersendiri sesuai marga dan status keluarganya. Kuburan bagi masyarakat adat pulau Samosir merupakan prasasti atau monumen yang sangat berharga, sebagai wujud penghormatan mereka terhadap pendahulunya.
Berbagai wisata lainya yang dapat kita nikmati di pulau ini seperti tarian Si Gale-Gale, melihat makam para raja yang tersebar di pulau samosir, pemandian air panas Samosir, air terjun Simangade, bukit Beta, Aek Natonag dan berbagai wisata lainya yang penuh nilai kebudayaan dan sejarah. Selain itu keindahan alam di pulau Samosir jangan sampai terlewatkan. Urusan oleh-oleh, souvenir dan cindramata di pulau Samosir juaranya, sudah banyak yang menjual dengan harga yang cukup terjangkau dan murah.
Dua hari sudah kami berada di pulau Samosir, waktunya untuk melanjutkan perjalanan ke kota Medan, kami pun bergegas pulang dengan naik kapal feri dari pelabuhan Tuk-Tuk. Perjalanan kali ini banyak memberikan kesan yang mendalam, pelajaran dan pengalaman berharga. Danau Toba memberikan berjuta manfaat dan menghidupkan perekonomian bagi warga yang tinggal dan menetap disana. Daerah ini memiliki kebudayaan unik dan cita rasa kuliner khas yang hanya bisa kita temui disini. Tidak cukup rasanya empat hari menjelajah di danau Toba. Suatu hari nanti kami pasti datang kembali untuk menjelajahi pesona terbaik Indonesia di pulau Sumatra Utara ini.
Share:

Senin, 01 Agustus 2016

Pesona Biru Safir “Danau Kaca” Surga Tersembuyi Desa Lempur Mudik Propinsi Jambi

Kaki ini tampaknya tak pernah mau berhenti melangkah, menapaki pelosok negeri Indonesia. Masih ingat betul perjalanan mendaki Gunung Kerinci dan Danau Gunung Tujuh beberapa hari yang lalu, hati ini sudah tertaut dengan pesona danau kaco yang diceritan oleh warga Kayu Aro, penduduk yang tinggal dilereng Gunung Kerinci. 
Perjalanan dimulai tepat pukul 12.15 WIB di Terminal angkot Sungai Penuh, saya berangkat dengan Dzulfikar, sahabat perjuangan saya dibangku kuliah. Nampaknya hari tidak begitu bersahabat, hujan turun begitu deras mulai dari keberangkatan kami hingga sampai didesa Lumpur Mudik. Setelah dua jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di desa Lempur Mudik, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. Karena hujan sangat deras tidak ada satu ojekpun yang kami jumpai, beruntung Abang supir berbaik hati mengantarkan kami masuk ke jalan menuju danau kaca, rute awalnya masih berupa jalan aspal, setelah bus kecil ini melewati banjir yang ada di jalan akhirnya kami turun karena bus tidak mampu masuk lebih jauh lagi.
Danau Kaco by Rudi Hartono
“Nanti lurus saja Dek, jalan terus sampai ke tugu danau kaca” instruksi yang kami dapat dari abang supir tadi.  Jam menujukan waktu 14.45 kami sempat kebinggungan karena tidak tahu arah menuju tugu sementara hujan makin deras dan tidak kami jumpai warga setempat yang melintas atau berada disawah dekat jalan tersebut. Kami terus berjalan hingga 30 menit, dan menemui ibu dan anak yang sedang berada di pondok.
“Bu, danau kaca arahnya dimana ya ?” Tanya ku, sambal menghampirinya
“Oh, Lurus aja dek, kalau dari sini masih jauh sekitar 3 jam lagi. Sudah mau sore, mending besok saja dek” jawab ibu menjelaskan.

Kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan keatas, dengan harapan menemukan tugu danau kaca, minimal pondok untuk berteduh dan menginap disana. Dengan Pakaian yang basah dan ditemani hujan kami melanjutkan perjalanan melewati beberapa tanjakan curam berbatu, suasananya begitu sepi hingga akhirnya kami bertemu Bule dari Irlandia yang kami jumpai di Pos III Gunung Kerinci beberpa hari lalu, tampaknya mereka mau pulang setelah dari danau Kaca. Kami semakin bersemangat melanjutkan langkah kaki, dan akhirnya sampai juga di tugu danau kaca.
Share:

Kamis, 03 Maret 2016

Peningkatan Kemampuan Penulisan Akademik Bagi Mahasiswa Tingkat Akhir

Pelatihan peningkatan kemampuan akademik bagi mahasiswa tingkat akhir diselengarakan pada 3 dan 4 Maret 2016 di ruang rapat dekanat lantai 3 Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya.
 
Aplikasi EndNote
Berikut ini lampiran file pelatihan tersebut :
Penulisan Pustaka Karya Tulis IlmiahMenggunkan Program EndNote


Pelatihan GRATIS ke 2 materi diatas, hari Sabtu jam 13.00 WIB s.d 15.30 WIB di Kost Niko Erlangga (Gang Lampung 2). Terbatas hanya untuk 5 orang setiap hari tersebut.
Note : Wajib Membawa Laptop

Pendaftaran Peserta Ke 0856 0974 1250
Share:

Rabu, 02 Maret 2016

Edible Coating Duku

Preserving South Sumatera Duku (Lansium domesticum) Base on Edible Coating Technique from Shrimp Sehll Weste
Buah Duku (Image by http://2.bp.blogsop.com)
SUMMARY

South Sumatra is famous as the fruits producers, one of the fruits is duku. The area of duku plantation reach 3,851 ha wich are produce 62,226 tons of duku. On the other hand, the huge number of duku does not fulfill the needed of domestic and export demand, it because the duku of the "shelf life" duku relatively short. So the fruit is blackened and rotten. Therefore it is necessary for fruit preservation methods, which is known as an edible coating. This method use shrimp shell waste as a raw material of chitosan and further synthesized into a coating on the skin of duku.
This study, known waste shrimp shells can be made of chitosan and used as leather upholstery fruit or edible coating for duku in order to have a "shelf life" longer. Edible coating of chitosan is able to maintain the condition of the fruit approximately 2% of the fruit skin condition before coating. This paper explained the procedure of chitosan-making to become edible coating.

Keywords: Duku, Chitosan, Edible Coating

Silahkan Kirim E-Mail ke rudihartono@student.unsri.ac.id
untuk Full Karya Tulis Ilmiah
Share:

Mendaki Gunung

Pendakian merupakan salah satu hobi saya sejak tahun 2005. Kegiatan adventure ini sangat menyenangkan, disanalah saya mengerti arti perjuangan, disiplin, kesabaran, team work, saat uang tidak dibutuhkan dan hanya berharap dalam lindungan Nya semata. Dalam setiap langkah kaki terselip syukur mendalam akan kehidupan, Betapa Maha Besar dan Pengasih Allah SWT, Tuhan semesta alam. Menciptakan gunung-gunung sebagaimana fungsinya, hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat Al-Quran yang artinya :

Bukankah kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan (6) dan gunung-gunung sebagai pasak ? (7) (Q.S. An Naba 78 : 6-7)”
 “Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk (15) (Q.S. An Nahl 16 : 15)”
...
Dan kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan kami jadikan (pula) disana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk (31) (Q.S. An Anbiya 21 : 31)”

Sebagian orang bertanya kepada Ku…
“Apa untungya Mendaki Gunung ? berlelah-lelahan  untuk mencapai puncaknya”
Bagi saya mendaki gunung bukan untuk menakluknya, tapi untuk menikmati keindahan yang telah Allah SWT ciptakan. Berbagai misi dan tujuan saya bawa ketika melakukan pendakian diantaranya; penanaman pohon, bersih-bersih sampah, fotografi alam, mengibarkan bendera merah putih di puncak, menyaksikan sunrise, menyaksikan sunset dan merasakan nikmatnya shalat diatas ketinggian. Traveling alam seperti ini jauh dari pandangan yang menyesatkan hati dan pikiran, kita juga dapat menghirup udara segar serta menyaksikan flora dan fauna yang ada di Indonesia.
Gunung yang baru saya kunjungi belumlah banyak, namun semua memberikan kenangan yang mendalam, penuh suka cita dan banyak cerita. Beberapa gunung yang tersebut adalah Gunung Dempo (3.158 mdpl), Gunung Kerinci (3.850 mdpl), Danau Gunung Tujuh (1950 mdpl) dan Bukit Besar (1.700 mdpl). Saya bukanlah orang yang tergabung dalam organisasi khusus, saya hanya melakukannya karena hobi dan kecintaan saya terhadap Indonesia, dunia petualangan dan fotografi alam. Semoga Allah SWT masih mengizinkan saya untuk mengunjungi beberapa gunung di tahun 2016 ini, yang tercatat diantara ratusan cita-cita tahun 2016. Gunung- gunung tersebut adalah :
1.  Gunung Semeru (3.676 mdpl)
2.  Gunung Rinjani (3.726 mdpl)
 3.  Gunung Kerinci (3.850 mdpl)
Tugu Macan dan Gunung Kerinci (Foto by Doc Rudi Hartono)
4.  Gunung Papandayan (2.665 mdpl)
5.  Gunung Dempo (3.158 mdpl)
 
Gunung Dempo (Foto by Rudi Hartono)
6.  Bukit Kaba (1.937 mdpl)
7.  Bukit Selero (900 mdpl)
 
Bukit Selero (Gunung Jempol) (Foto by Doc Rudi Hartono)
 “Puncak Gunung Bukanlah Tujuan Utama, Namun Bisa Pulang ke Rumah dengan Selamat adalah Prioritas Utama Ku. Sungguh Kita Hanya Bisa Merencanakan dan Mempersiapkan, Semua Tetap Allah SWT yang berkehendak”


.: WONDERFUL INDONESIA :.
Share:

Sabtu, 23 Januari 2016

Implementasi Delapan Pilar Pembangunan Kebudayaan Indonesia

IMPLEMENTASI DELAPAN PILAR PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN INDONESIA SEBAGAI STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

Oleh : Rudi Hartono

Salah Satu Tarian di Tanah Toraja (Image from www.torajaparadise.com)
Indonesia dikenal sebagai Zamrud di khatulistiwa,  memiliki luas wilayah keseluruhan 5.193.252 km2 (Muzakir, 2006), terdiri dari 13.466 pulau-pulau yang tersebar di nusantara (kementrian kelautan dan perikanan, 2010). Setelah mengetahui hal tersebut, pernahkah kita membayangkan “betapa luasnya tanah air kita ?” dan “berapa banyak  jumlah suku dan bahasa di Indonesia ?”  Hal ini sangatlah menarik mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki sekitar 1.128 suku (http://www.jpnn.com) dengan jumlah bahasa daerah tidak kurang dari 749 bahasa (http://print.kompas.com). Oleh karena itu Indonesia memiliki harta yang tidak ternilai  harganya, yakni “kebudayaan” yang begitu banyak, berbagai kebudayaan tersebut terlihat dari keanekaragaman bahasa, seni, kearifan lokal (adat istiadat), warisan budaya, religi, dan falsafah hidup.
Negara sebenarnya telah menjamin kebudayaan yang ada di Indonesia, hal ini tercantum dalam pasal 18 B undang-undang dasar 1945 ayat ke 2 menyatakan bahwa “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang”. Serta, pasal 32 undang-undang dasar 1945 ayat ke 1 dan 2 menyatakan “(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. (2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional”. Sehingga pada tahun 2013, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia merumuskan rencana induk nasional pembangunan kebudayaan (RPINK) yang berisi delapan pilar pembangunan kebudayaan Indonesia, terdiri dari enam pilar utama yakni pelestarian hak berkebudayaan, pembangunan jati diri dan karakter bangsa, penguatan multikulturalisme, pelestarian sejarah dan warisan budaya, pengembangan industri budaya, penguatan diplomasi budaya. Dua pilar pendukung yakni, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan perantara kebudayaan, serta pengembangan sarana dan prasarana budaya. Bagaiman implementasi kedelapan pilar tersebut dapat menjadi strategi pembangunan nasional yang pada akhirnya dapat menciptakan kesejahteraan rakyat Indonesia dan melindungi, memanfaaatkan, melestarikan serta mengembangkan kebudayaan nasional.
Pilar pertama, pelestarian hak kebudayaan merupakan tindakan yang memberikan hak dan kewajiban perlindungan,  pengembangan dan pemanfaatan untuk pelestarian kebudayaan baik di tingkat pemerintah daerah dan masyrakat sebagai sasaran utamanya.  Peraturan bersama mentri dalam negeri dan mentri kebudayaan dan pariwisata no 42 dan 40 tahun 2009 sebenarnya telah menjelaskan bagaimana upaya pelestarian kebudayaan. Pemerintah daerah dalam hal ini merupakan pengemban amanah untuk melakukan pelestarian kebudayaan secara menyeluruh, akan tetapi hal ini masih belum terlihat implementasinya. Sementara itu beberapa faktor yang menyebabkan lemahnya pelestarian hak kebudayaan di masyarakat dikutip dari RIPNK KEMENDIKBUD tahun 2013 diantaranya, masih rendahnya kesadaran berdemokrasi, sportivitas, rasa empati, toleransi terhadap kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat, dan masih banyak hal lainya. Sehingga perlu kesadaran penuh baik di masyarakat dan pemerintah daerah untuk pelestarian hak berbudaya. apabilah fungsi ini dijalankan dengan baik dan terarah tentu akan menjadikan kebudayaan Indonesia semakin terpelihara, termanfaatkan, bahkan bertambah.
Pilar kedua, pembangunan jati diri dan karakter bangsa. Saat ini Indonesia seperti kehilangan jati diri dan karakternya sendiri, ini terlihat nyata di berbagai segi kehidupan bermasyarakat, diantaranya daya juang yang rendah, sportivitas menurun, prilaku konsumtif, kreatifitas yang rendah, dan lunturnya nilai-nilai kearifan lokal (RPINK KEMENDIKBUD, 2013). Berbagai faktor ini tentu harus diselesaikan dengan segera, jangan sampai kebudayaan Indonesia hilang di telan zaman. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan jati diri dan karakter bangsa melalui rasa pendidikan, rasa nasionalisme, dan patriotisme yang kuat untuk mempertahankakan integeritas tanah air tercinta.
Pilar ketiga, Penguatan multikulturalisme, merupakan salah satu bagian pembangunan kebudayaan yang sangat dibutuhkan, mengingat banyaknya suku yang ada di Indonesia. Beberapa faktor yang dapat mengganggu penguatan multikulturalisme adalah rendahnya apresiasi budaya, fundamentalisme agama dan pengelompokan (RPINK KEMENDIKBUD, 2013). Apabila multikulturalisme ini disalah artikan maka akan sering sekali terjadi konflik baik vertikal maupun horizontal. Karena perbedaan cara pandang yang makin memperlemah rasa multikulturalisme. Pendidikan yang berwawasan multikulturalisme (Widisuseno, 2012) dan menumbuhkan rasa kebersamaan merupakan salah satu upaya penguatan jati diri bangsa. Harapannya kita semua bangga terhadap kebhinekaan yang ada di Indonesia, sesuai dengan  kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular yakni “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-beda tetapi satu jua”. Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air (http://www.erepublik.com), dan semua itu menjadikanya kekayaan budaya nusantara yang tidak dimiliki oleh negara lainya.
Pilar keempat, Pelestarian sejarah dan warisan budaya. Indonesia memiliki berjuta sejarah dan warisan budaya yang sudah sepatutnya dijaga dan dikelola dengan baik. akan tetapi, begitu banyak penghambat pelestarian sejarah dan warisan budaya misalnya, rendahnya program-program pelestarian, kurangnya pendanaan untuk pelestarian, kepedulian dan peran serta masyarakat yang kurang, serta dukungan pemerintah terhadap pelestarian masih sangat minim (RPINK KEMENDIKBUD, 2013). Permasalahan ini dapat diatasi dengan menumbuhkan kesadaran individu, kelompok bahkan pemerintah daerah untuk mulai peduli terhadap sejarah dan warisan budaya yang ada di lingkungan sekitar, baik melalui perawatan, dokumentasi dan upaya lainya yang sifatnya melakukan pelestarian. Beberapa hal yang dapat dilestarikan adalah sejarah, benda cagar, alat tradisi, dan bahasa atau aksara  daerah.
Pilar kelima, pengembangan industri budaya. disadari atau tidak pengembangan industri budaya masih sangat minim dilakukan, padahal akan berdampak pada pembangunan kebudayaan dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Hal ini akibat dari masih rendahnya jiwa berwirausaha masyarakat, minimnya pelatihan dan pendampingan, pengembangan industri kreatif yang masih rendah, dan keterbatasan keahlian sumber daya manusia (RPINK KEMENDIKBUD, 2013). Apabila permasalahan tersebut dapat teratasi dengan baik, maka kesejahteraan masyarakat pasti meningkat dengan drastis dan pendapatan devisa negara akan naik dari wisatawan luar negeri yang datang untuk menyaksikan kebudayaan Indonesia. Contoh pengembangan industri budaya adalah kerajinan, barang seni, kuliner khas daerah, pengobatan tradisonal dan pertunjukan seni baik dilakukan dalam kegiatan atau di objek wisata tertentu.
Pilar keenam, penguatan diplomasi budaya. Pembangunan kebudayaan Indonesia juga tidak terlepas dari kegiatan berdiplomasi, beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk peningkatan pembangunan kebudayan melalui pilar ini seperti, penigkatan terdaftarnya budaya Indonesia di UNESCO dan perbaikan citra Indonesia di mata bangsa lainya. Agar  negara-negara lainya tertarik datang ke Indonesia karena budaya dan citra baik yang dibangun oleh Indonesia dari semua segi kehidupan yakni sosial (keamanan dan keramahan) dan ekonomi. Cara lainya adalah dengan melakukan perjanjian bilateral antara Indonesia dengan negara lainya untuk meningkatkan wisatawan asing dari luar negeri. Langkah tersebut pasti ampuh untuk mengundang wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pilar ketujuh, yakni pilar pendukung pembangunan kebudayaan Indonesia adalah dengan pengembangan sumber daya manusia dan perantara kebudayaan. Sudah sepatutnya kebudayaan menjadi perhatian utama pemerintah daerah, sehingga akan terbentuk kuantitas dan kualitas kelembagaan budaya, yang berdampak pada kuatnya koordinasi pemerintah pusat dengan daerah atau wilayah, hal ini merupakan peningkatan prantara kebudayaan. Sementara disisi pengembangan sumber daya manusia, diperlukan regenerasi sumber daya manusia untuk mempercepat tumbuhnya kebudayaan yang berkwalitas, tetapi juga perlu diperhatikan upaya peningkatan kualitas, kreatifitas dan propesionalitas sumber daya manusia (RPINK KEMENDIKBUD, 2013), agar terciptanya kebudayaan yang mumpuni dan kuat, terutama persiapan dalam menghadapi pasar bebas ASEAN 2015.
Pengembangan sarana dan prasarana budaya merupakan pilar terakhir yang diperlukan untuk melakukan pembangunan kebudayaan Indonesia, hal ini dapat dilakuakan dengan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kebudayaan, penggunaan teknologi moderen serta pemerataan sarana dan prasarana budaya (RPINK KEMENDIKBUD, 2013). Contohnya adalah pemerintah diharapkan menyediakan museum, galeri seni dan budaya, gedung pameran dan bagunan lainya yang memfasilitasi keberadaaan kebudayaan tersebut, Sehingga kebudayaan yang ada tidak terbengkali begitu saja karena ketidak tersediaan tempat.
Delapan pilar pembangunan kebudayaan Indonesia RIPNK KEMENDIKBUD tahun 2013 merupakan gagasan yang sangat baik dalam strategi pembangunan nasional, hal ini juga perlu didukung oleh arah kebijakan pemerintah dan strategi pembangunan kebudayaan yang tepat.  Hal yang perlu diingat, walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air “Bhinneka Tunggal Ika”. Berbagai permasalahan kebudayaan yang muncul sepatutnya menjadi kewajiban kita bersama untuk melakukan perbaikan, pengembangan, peningkatan dan pemanfaatan budaya dalam upaya pembangunan nasional yang berasal dari keragaman kebudayaan Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan pelestarian budaya nusantara.

Share:

Terimakasih Ku

Lahirku terasa baru kemarin
Saat diperdengarkan kisah ku kecil
Penuh kehangatan dan kebahagiaan
Walau besar di desa terpencil

Ya...
Hidup dalam kesederhanaan
Gubuk tua di tenggah ladang
Tanpa lampu dan cahaya penerangan
Keheningan saat malam datang
Ayah dan Ibu (Ilustrasi From www.ceritamu.com)

...
20 tahun sudah usia ku
Semua terasa begitu singkat
Kala ku lihat kedua orang tua ku
Penuh guratan diwajah
Telah beruban dan semakin menua

Terlintas jelas perjuangan mereka
Ingin menjadikan ku anak berpendidikan
Mengubah takdir keluarga
Dan berguna bagi bangsa

Aku bersyukur...

Aku bersyukur, dapat melihat mereka
Masih tersenyum saat aku tiba

Sungguh ingin ku bahagiakan mereka
Membalas kasih sayang dan semua jasa
Lebih dari apa yang mereka lakukan pada ku

Ku janjikan suatu hari nanti...

Indralaya, November 2015

Karya : Rudi Hartono
Share:

Selasa, 12 Januari 2016

Perlengkapan Camping "Mendaki Gunung"

Pendakian saat ini sedang digandrungi oleh masyarakat Indonesia, mendaki merupakan salah satu jenis olahraga yang ekstrim, namun sangat menyenangkan dan berkesan. Oleh karena itu penting untuk mempersiapkan berbagai perlengkapan pendakian agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini daftar perlengkapan pendakian untuk 4 orang selama 2 malam inap, semoga menjadi referensi para traveler sekalian.
Suasana Camp Selter I Gunung Kerinci pada 29 Desember 2015 (Foto by Rudi Hartono)
DAFTAR PERLENGKAPAN PRIBADI
No
Peralatan
Jumlah
Keterangan
1
Tas Carrier
1 buah
Wajib
2
Rain Cover u Carrier
1 buah
Pilihan
3
Kantong Plastik Besar
5 buah
Wajib
4
Jaket Gunung
1 sd 2 buah
Wajib
5
Baju dan Celana Ganti Lengkap (Luar Dalam)
Min 2 Setel
Wajib
6
Jas Hujan
1 Setel
Wajib
7
Sarung Tangan
1 Pasang
Wajib
8
Kupluk Kepala
1 buah
Wajib
9
Sleyer
1 buah
Wajib
10
Sepatu
1 buah
Wajib
11
Kaos Kaki Cadangan
1 sd 2 buah
Wajib
12
Sleeping Bag
1 buah
Wajib
13
Matras
1 buah
Wajib
14
Botol Air
1 buah
Wajib
15
Sendok
1 buah
Wajib
16
Piring Plastik
1 buah
Wajib
17
Kotak Makanan
1 buah
Pilihan
18
Hand Lamp atau Senter (+ Batrai)
1 buah
Wajib
19
Pisau Lipat
1 buah
Wajib
20
Hand Phone
1 buah
Wajib
21
Perlengkapan Dokumentasi
Min 1 buah
Pilihan
22
Kompas
1 buah
Pilihan
23
Survival Kit (Peluit, Benang Jarum, Peniti)
1 set
Wajib
24
Kaca Mata
1 buah
Pilihan
25
Sandal
1 Buah
Wajib
26
Jam Tanggan
1 Buah
Pilihan
27
Plastik Kerupuk 3 / 5 Kg
2 Buah
Pilihan
28
Tongkat Pendakian
1 Buah
Pilihan
29
Plastik Kecil
10 Buah
Wajib

DAFTAR BEKAL PRIBADI
No
Perbekalan
Jumlah
Keterangan
1
Mie Instan
4 Buah
Pilihan
2
Roti Besar
2 Buah
Wajib
3
Air Mineral
Min 1,5 Liter
Wajib
4
Gula Jawa
1 Bongkah kecil
Wajib
5
Energen
5 Saset
Pilihan
6
Torabika
5 Saset
Pilihan
7
Jas Jus
2 Saset
Pilihan
8
Permen
5 Buah
Pilihan

DAFTAR PERLENGKAPAN KELOMPOK
No
Peralatan
Jumlah
Keterangan
1
Tenda Dome
1 buah
Wajib
2
Plastik terval 4 x 4 M
1 buah
Wajib
3
Kantong Plastik Sampah
7 buah
Wajib
4
Kamera
1 buah
Wajib
5
Tas Kamera + Plastik Pelindung
1 buah
Wajib
6
Peralatan Masak (Trangea)
3 set
Wajib
7
Gas Botol
8 buah
Wajib
8
Parafin
2 bungkus
Wajib
9
Tisu Kering dan Basah
1 Pack
Wajib
10
Tali Rapia
1 Gulung
Wajib
11
Tali Webing / Kambing
1 Gulung
Wajib
12
Korek Api / Mancis
3 Buah
Wajib
13
Kompas
1 Buah
Wajib
14
Jrigen Air
2 Buah
Wajib
15
P3K (Obat Diare, Paracetamol, Betadine, Kayu Putih, Antangin, Antimo, Plaster, Kasa Steril, Adem Sari)
1 set
Wajib
16
Tripod
1 buah
Pilihan
17
Lakban
1 Buah
Wajib
18
Parang
1 Buah
Wajib
19
Karet Ban
2 Meter
Wajib
20
Pisau
1 Buah
Wajib
21
Banner Pendakkian
1 Buah
Pilihan
22
Piring Plastik
5 Buah
Wajib

DAFTAR PERBEKALAN KELOMPOK
No
Perbekalan
Jumlah
1
Tempe Kering
Secukupnya
2
Sarden
2 kaleng
3
Abon
2 bungkus
4
Susu Saset
12 saset
5
The Seduh
1 Pack
6
Gula Putih
1.5 kg
7
Garam
2 bungkus
8
Margarin
Secukupnya
9
Sosis
1 Toples
10
Corned
2 bungkus
11
Kecap
1 botol
12
Saos
2 saset
13
Telur Rebus / Asin
12 buah
14
Bawang Putih
3 siung
15
Bawang merah
1/4 kg
16
Minyak goreng
1 Botol
17
Beras
4 Kg

Share:

Mengejar Dirinya

"Allah SWT Mengizinkan Ku Bertemu Dengannya. Semoga, Suatu Hari Nanti Bisa Bersamanya Selalu. Berpetualang, Berwirausaha, Menulis, Mengabdi, Mendaki dan Menginspirasi untuk Tanah Air Tercinta. Indonesia"

Like Fans Page Facebook