Blog Rudi Hartono, Mengulas Seputar Pendidikan, Islam, Wirausaha, Petualangan, Fotografi, Kesehatan, Kuliner, Karya, Sastra, Rudi's Social Responsibility dan Ecoedupreneur

Sabtu, 06 Agustus 2016

Toba Lake Travel Story : Pesona Indonesia di Tanah Batak

Selamat Datang di Sumatra Utara
Danau Toba merupakan salah satu tujuan wisata terpopuler di Indonesia bagi wisatawan dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, liburan kali ini saya memutuskan untuk traveling danau Toba yang merupakan danau terluas se Asia Tenggara. Perjalanan saya mulai dengan menggunakan pesawat dari Palembang menuju Medan. Setelah dua jam berada di pesawat, akhirnya saya tiba di Bandar Udara Internasional Kualanamu, ternyata bandara ini sangat megah dan besar, saya sangat takjub melihat sekeliling bandara ini. Saya keluar dan duduk kursi teras didepan ruang terminal kedatangan domestik sambil menunggu sobat trip saya kali ini dari Padang, namanya Danang dan Mardhi. Tepat pukul 09.45 WIB akhirnya mereka tiba, kami langsung bergegas mencari mini bus travel murah menuju Danau Toba. Mengingat di kota medan ada beberapa destinasi bangunan menarik, kami meminta pak supir untuk lewat Masjid Raya AL-Mashun Medan dan Istana Maimun. Rencananya setelah berpetualang dari Danau Toba kami akan Backpacker-an di Kota Medan beberapa hari. Tapi saat ini cukup melihat sekilas saja dulu, sekarang waktunya kami menikmati lima jam perjalanan menuju Danau Toba.
Foto di Danau Toba (Dokumentasi Pribadi Rudi Hartono)
Danau Toba, Penginapan Murah dan Makan Arsik
Matahari mulai meredup diufuk timur, pancaran sinar jingga menutupi langit dan memantulkannya kepermukaan air Danau Toba, sekilas kami terbawa keheningan sunset dari perbukitan. Sangat menakjubkan…! Itulah kata yang seketika terucap perlahan, bergegas saja saya menyiapkan kamera untuk mengabadikan momen langkah ini. Pukul 18.30 WIB akhirnya kami sampai di Parapat, kelurahan kecil dipinggiran Danau Toba, setelah menurunkan tas kami segera mencari penginapan murah yang harganya Rp. 140.000,-. Di Parapat memang sangat banyak ditemukan penginapan dari yang paket hemat hingga kelas mewah, semua terserah pada pilihan para pelancong yang datang. Setelah mendapatkan kunci kamar, saya membersikan diri dan menyempatkan diri untuk Sholat, setelah itu kami bergegas mencari makan, maklum perut kami belum terisi nasi sejak pesawat landing di Kualanamu. Dari kejauhan tampak rumah makan kecil, kami masuk dan melihat-lihat makanan yang ada dietalasenya.
“Bu, Ikan nila itu, besar-besar kali ikanya ?” tanya saya, sambal belajar Bahasa Batak.
“Iya Dek, ini Ikan nila dari tambak warga Danau Toba” dengan dialek Batak ibu menjelaskan.
Jenis ikan yang dijual memang terlihat besar-besar, karena air Danau Toba masih dalam kondisi baik. Malam ini kami sangat beruntung di rumah makan ini tersedia menu “arsik” yakni masakan ikan mas bumbu kuning, karena agak sulit berjumpa dengan masakan ini saat malam hari, yang menarik dari masakan ini adalah tambahan bumbu khas “merica batak” yakni buah andaliman. Oya… buah andaliman merupakan buah yang satu keluarga dengan jeruk-jerukan yang tidak pernah terlewatkan dalam masakan arsik maupun saksang, aroma jeruk yang lembut namun “menggigit” sehingga menimbulkan keluh atau mati rasa pada lidah. Rugi saya kalau tidak mencoba masakan khas Batak ini, rasanya pun “mantap kali”. Jika kalian berkunjung kesini harus mencoba masakan ini. Malam pun semakin larut, setelah makan dan menikmati suasana malam di Parapat, kami menuju penginapan, menyiapkan rencana traveling besok dan beristirahat.
Parapat : Geliat Wisata yang Tak Pernah Pudar
Pagi hari kami sudah menenteng tas dan berjalan kaki, tujuan traveling hari ini adalah jelajah Parapat. Parapat (Prapat dalam bahasa setempat) adalah sebuah kelurahan di kecamatan Girsang Sipangan Bolon, kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. Tempat ini merupakan kawasan wisata pegunungan dan danau yang terkenal baik dalam maupun luar negeri, di Parapat kita dapat menikmati keindahan Danau Toba dari berbagai sudut, dan dari sini juga wisatawan dapat menyebrangi Danau Toba menuju ke Pulau Samosir.
Pada saat kami berkeliling Parapat, kami melihat banyak keramaian, ternyata pada hari Rabu berlangsung hari pasar sehingga kami dapat melihat berbagai barang yang dijual oleh pedagang. Sayang kami tidak datang pada bulan juni, karena pada pertengahan bulan selalu diadakan festival Danau Toba. Pada festival yang berlangsung selama satu minggu tersebut banyak kegiatan yag dilakukan, diantaranya pertunjukan kesenian Batak, perlombaan perahu dan berbagai pernak-pernik barang khas yang dijual.
Beberapa tempat wisata lainya yang bisa dikunjungi di Parapat adalah Pantai Kasih, Pantai Ujung, dan Batu Gantung, ketiga pantai tersebut merupakan tempat dimana kita bisa berenang dan menikmati sejuknya air Danau Toba. Di parapat juga terdapat rumah pengasingan mantan Presiden RI yang pertama, Sukarno, meski tidak banyak orang yang tahu keberadaanya. Selain itu, jika tertarik dengan kain tradisional Batak, yang dikenal sebagai kain ulos kita dapat membelinya di Parapat atau di Pulau Samosir, sementara untuk sentra penenunan kain ulos berada di Desa Labuhan Garaga, sekitar 25 km dari parapat.
Lelah berkeliling Parapat, kami pulang menuju penginapan kembali. Sinar matahari sore lembut menyapa kami, sunset di Danau Toba begitu mempesona. Besok perjalanan kami pasti lebih seru dan menyenangkan di Pulau Samosir.
Pulau Samosir : Pulau Unik Penuh Pesona
Pagi-pagi sekali kami sudah berada di pelabuhan Ajibata untuk melanjutkan traveling ke Pulau Samosir, Di Parapat ada dua pelabuhan yang akan membawa penumpang ke pulau samosir yakni pelabuhan Ajibata dan pelabuhan Tigaraja. Penyeberangan dengan kapal feri memakan waktu sekitar 30 menit, kami sangat menikmati suasana. Foto-foto dan melihat hamparan bukit hijau disekitar Danau Toba. Oya… Danau Toba memiliki luas 1.130 kilometer persegi dan kedalaman sekitar 505 meter. terbentuknya danau menakjubkan ini diperkirakan karena ledakan sekitar 75.000 tahun lalu yang berasal dari letusan supervolcan.
Bersandarnya kapal di dermaga menandakan bahwa kami telah sampai di pulau Samosir, Tuk-Tuk nama pelabuhannya. Sambil berjalan mencari penginapan murah, kami menyempatkan diri berfoto bersama. Wah…! begini rasanya berada di pulau dalam pulau, menakjubkan, apalagi warga disini sangat ramah-ramah. Pulau samosir sendiri memiliki luas 630 kilometer persegi, memiliki panorama yang sangat Indah. Disini banyak penjual souvenir, cindramata dan oleh-oleh khas pulau Samosir.
Danau Toba telah menjadi pariwisata unggulan di Sumatra Utara, yang banyak membantu perekonomian warga setempat, sehingga warga memiliki penghasilan tambahan selain dari pertanian dan perikanan. Di pulau Samosir nuansa Batak begitu terasa, terlihat dari bangunan di setiap rumah warga. Jika kita pergi ke desa Tomok maka kita akan menjumpai rumah Bolon yang penuh dengan unsur kebudayaan Batak. Suasana magis juga terasa di pulau Samosir, hal ini terlihat pada banyaknya makam-makam di sekitar pulau, makam ini juga unik dan memiliki ciri khas tersendiri sesuai marga dan status keluarganya. Kuburan bagi masyarakat adat pulau Samosir merupakan prasasti atau monumen yang sangat berharga, sebagai wujud penghormatan mereka terhadap pendahulunya.
Berbagai wisata lainya yang dapat kita nikmati di pulau ini seperti tarian Si Gale-Gale, melihat makam para raja yang tersebar di pulau samosir, pemandian air panas Samosir, air terjun Simangade, bukit Beta, Aek Natonag dan berbagai wisata lainya yang penuh nilai kebudayaan dan sejarah. Selain itu keindahan alam di pulau Samosir jangan sampai terlewatkan. Urusan oleh-oleh, souvenir dan cindramata di pulau Samosir juaranya, sudah banyak yang menjual dengan harga yang cukup terjangkau dan murah.
Dua hari sudah kami berada di pulau Samosir, waktunya untuk melanjutkan perjalanan ke kota Medan, kami pun bergegas pulang dengan naik kapal feri dari pelabuhan Tuk-Tuk. Perjalanan kali ini banyak memberikan kesan yang mendalam, pelajaran dan pengalaman berharga. Danau Toba memberikan berjuta manfaat dan menghidupkan perekonomian bagi warga yang tinggal dan menetap disana. Daerah ini memiliki kebudayaan unik dan cita rasa kuliner khas yang hanya bisa kita temui disini. Tidak cukup rasanya empat hari menjelajah di danau Toba. Suatu hari nanti kami pasti datang kembali untuk menjelajahi pesona terbaik Indonesia di pulau Sumatra Utara ini.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Sudah Berkunjung...

Mengejar Dirinya

"Allah SWT Mengizinkan Ku Bertemu Dengannya. Semoga, Suatu Hari Nanti Bisa Bersamanya Selalu. Berpetualang, Berwirausaha, Menulis, Mengabdi, Mendaki dan Menginspirasi untuk Tanah Air Tercinta. Indonesia"

Like Fans Page Facebook